Wednesday 28 October 2009

Macam Nyeri (2)

Nyeri sendiri memiliki beberapa jenis, misalnya nyeri neuropatik, distrofi refleks, kausalgia. Hal ini dapat diterangkan sebagai berikut :

* Nyeri Neuropatik.

Nyeri neuropatik disebabkan oleh suatu kelainan di sepanjang suatu jalur saraf. Suatu kelainan akan mengganggu sinyal saraf, yang kemudian akan diartikan secara salah oleh otak. Nyeri neuropatik bisa menyebabkan suatu sakit dalam atau rasa terbakar dan rasa lainnya (misalnya hipersensitivitas terhadap sentuhan). Contoh yang dapat dilihat adalah pada kasus infeksi (misalnya herpes zoster) bisa menyebabkan peradangan pada saraf sehingga terjadi neuralgia post-herpetik. Neuralgia post-herpetik merupakan rasa terbakar yang menahun dan terus menerus dirasakan di daerah yang terinfeksi oleh virus. Salah satu contoh dari nyeri neuropatik adalah phantom limb pain, dimana seseorang yang lengan atau tungkainya telah diamputasi merasakan nyeri pada lengan atau tungkai yang sudah tidak ada.

* Distrofi Refleks.

Distrofi refleks simpatis merupakan jenis nyeri neuropatik dimana nyeri disertai oleh pembengkakan dan berkeringat atau oleh perubahan pada aliran darah lokal atau perubahan di dalam jaringan (misalnya atrofi atau osteoporosis). Kekakuan (kontraktur) sendi menyebabkan sendi tidak dapat ditekuk atau diluruskan secara sempurna.




* Kausalgia.

Kausalgia merupakan nyeri yang terjadi setelah suatu cedera atau penyakit pada saraf utama. Kausalgia menyebabkan nyeri terbakar yang hebat disertai dengan pembengkakan, berkeringat, perubahan aliran darah dan efek lainnya.
Distrofi refleks simpatis maupun kausalgia diobati dengan cara menghambat saraf secara khusus (penghambatan saraf simpatis).

* Nyeri setelah pembedahan

Hampir setiap orang merasakan nyeri setelah menjalani pembedahan. Nyerinya bisa menetap dan hilang-timbul, semakin memburuk jika penderita bergerak, batuk, tertawa atau menarik nafas dalam atau ketika perban pembungkus luka diganti. Setelah pembedahan biasanya diberikan obat pereda nyeri opioid (narkotik). obat ini paling efektif jika diminum beberapajam sebelum nyeri semakin hebat. Jika nyeri semakin memburuk, penderita harus melakukan aktivitas atau perban luka operasi akan diganti, maka dosisnya bisa ditingkatkan atau ditambah dengan obat lainnya. Opiod menimbulkan efek samping berupa mual, ngantuk dan linglung. Apabila nyeri berkurang, sebaiknya dosis diturunkan dan diganti dengan obat pereda nyeri non-opioid (misalnya asetaminofen).

* Nyeri karena kanker

Terjadinya nyeri karena kanker bisa melalui beberapa cara. Tumor tumbuh ke dalam tulang, saraf dan organ lainnya dan menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri hebat yang tak tertahankan. Beberapa pengobatan kanker (misalnya pembedahan dan terapi penyinaran) juga bisa menyebabkan nyeri. Cara terbaik untuk menghilangkan nyeri karena kanker adalah mengobati kankernya. Nyeri akan berkurang jika tumor diangkat melalui pembedahan atau diperkecil ukurannya melalui penyinaran. tetapi biasanya diperlukan pereda nyeri yang lain. Biasanya diberikan obat non-opioid seperti asetaminofen atau obat anti peradangan non-steroid. Apabila obat tersebut tidak berhasil mengatasi nyeri, bisa diberikan pereda nyeri opioid. Opioid diberikan dalam sediaan per-oral (ditelan). jika penderita tidak dapat mentolerir obat per-oral, maka opioid diberikan melalui jalan lain (misalnya melalui kulit atau vena). Suntikan diberikan setiap beberapa jam atau obat dimasukkan melalui selang infus yang terpasang. Lama-kelamaan penderita akan memerlukan dosis opioid yang lebih tinggi karena kanker tumbuh lebih besar atau karena terjadi toleransi. Penderita tidak perlu takut bahwa obat ini tidak manjur lagi atau menjadi ketagihan. Apabila kanker telah berhasil diatasi, sebagian besar penderita mampu menghentikan pemakaian opioid tanpa kesulitan yang berarti. jika kanker tidak dapat diobati, sangat penting untuk membebaskan pasien dari rasa nyeri.

* Nyeri yang berhubungan dengan kelainan psikis (Nyeri Psikogenik)

Nyeri biasanya disebabkan oleh penyakit, sehingga dokter akan mencari penyebab yang bisa diobati. Beberapa penderita memiliki nyeri yang menetap tanpa adanya penyakit yang bisa menimbulkan nyeri. Proses-proses psikis seringkali menimbulkan keluhan nyeri. Nyeri yang dirasakan terutama berasal dari penyebab psikogenik atau disebabkan oleh suatu kelainan fisik, yang bertambah hebat selama penderita mengalami stres psikis. Sebagian besar manifestasi nyeri akibat masalah psikis adalah berupa sakit kepala, nyeri punggung bagian bawah, nyeri wajah, nyeri perut atau nyeri panggul. Nyeri psikogenik kadang perlu ditangani oleh seorang ahli jiwa, dengan menitikberatkan pengobatan pada rehabilitasi dan terapi psikis tetapi dapat juga diberikan obat-obatan untuk meredakan nyeri.

Jenis nyeri yang lain
Beberapa penyakit, seperti aids, dapat menyebabkan nyeri sehebat nyeri karena kanker. Pengobatan terhadap nyeri yang berhubungan dengan penyakit ini serupa dengan pengobatan untuk kanker. Artritis, baik karena osteoartritis maupun karena penyakit tertentu (misalnya artritis rematoid) merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan nyeri, untuk mengatasinya bisa diberikan obat-obatan atau melakukan latihan-latihan tertentu.
Suatu nyeri dikatakan idiopatik jika penyebabnya tidak diketahui, dan tidak ditemukan bukti-bukti adanya penyakit atau masalah psikis.

No comments:

Photobucket