Friday 11 December 2009

Faktor - Faktor yang mempengaruhi respon Pasien jika diberi Obat

Nah setelah qt belajar fungsi obat sekarang kita pelajari responnya juga buat tubuh qt he..he..^_^ :


Faktor-Faktor yang mempengaruhi Respon pasien jika diberikan obat : (Laurence et al., 1997)

1.Efek farmakodinamik obat dan interaksinya dengan obat yang telah didapat pasien,
Efek farmakodinamik berhubungan dengan interaksi obat dengan reseptor ditempat kerja.


2.Farmakokinetik obat dan modifikasinya berkaitan dengan factor genetic, penyakit dan obat lain,
Farmakokinetik obat berhubungan dengan Absorbsi obat, Distribusi obat, Metabolism obat, Ekskresi obat dan Bersihan obat.


3.Kondisi fisiologis organ-akhir, apakah dalam keadaan lebih atau kurang aktif,


4.Aksi pengobatannya, termasuk rute pemberian obat, dengan atau tanpa intruksi dokter,


5.Perasaan dokter, kepribadian, sikap, dan kepercayaan (iman),

Wednesday 9 December 2009

Fungsi Obat

Setelah qt Mengetahui tentang Apa pengertian Obat selanjutnya qt perlu mengetahui tentang info ttg

Apa Sie Fungsi Obat Itu Sendiri :
  • Menyembuhkan penyakit,

Tuesday 8 December 2009

Pengertian Obat Menurut WHO

Sejak jaman dahulu tiap orang selalu mencari obat maupun cara pengobatan jika mereka terserang suatu penyakit atau sedang sakit BETUL GAK?????.................

Dahulu Ilmu tentang Pengobatan (kedokteran) dan Ilmu Obat-obatan (farmasi) telah ada tetapi masie menjadi 1 (satu) kesatuan. Seiring dengan berjalannya waktu ditemukan bermacam-macam penyakit sehingga perlu pembelajaran yang lebih spesifik dan mendalam tentang cara pencegahan kemudian cara penyembuhan sampai recovery (masa pemulihan). Selain itu juga semakin hari semakin banyak bahan obat dan makin banyak cara pembuatannya maka membuat semakin sulit dan susah untuk menerapkan sehingga terkadang menjadi salah sehingga perlu pembelajaran yang lebih mendalam tentang obat sendiri. Maka sekitar abad ke-9 pertengahan terjadi pemisahan antara keduanya supaya masyarakat memperoleh kesehatannya secara maksimal dan tidak salah. Tetapi kedua ilmu tetap harus saling bekerja sama supaya mendapatkan hasil yang dapat dipertanggung jawabkan kepada pasien. Oleh sebab itu dokter dan apoteker harus saling mengisi satu sama laen. Untuk mendiagnosa penyakit tetap perlu seorang dokter tetapi untuk obat-obatnya perlu pengecekan seorang apoteker untuk mengecek apakah obat yang diberikan tepat obat dan dosisnya.

Wednesday 28 October 2009

Obat Nyeri (AnalGetik)

Biasanya pengobatan yang digunakan untuk mengatasi nyeri ini adalah obat analgetika. Analgetika sendiri adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem saraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi kesadaran. Analgetika bekerja dengan meningkatkan nilai ambang persepsi rasa sakit. Keadaan setelah pemberian analgetika dinamakan analgesia. Analgesia sendiri bercirikan perbahan perilaku pada respon terhadap nyeri dan kemampuan yang berkurang untuk menerima impuls nyeri tanpa kehilangan kesadaran. Sebaliknya, banyak obat meringankan nyeri dengan mempengaruhi patologi yang mendasarinya. Misalnya, nyeri yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada kerongkongan dapat dihilangkan secara menakjubkan segera setelah diberikan suatu antibiotika. Zat ini memusnahkan atau membatasi pertumbuhan bakteri yang bersama-sama dengan sel tuan rumah yang rusak, dibersihkan oleh sistem peredaran dan sistem kekebalan.

Macam Nyeri (2)

Nyeri sendiri memiliki beberapa jenis, misalnya nyeri neuropatik, distrofi refleks, kausalgia. Hal ini dapat diterangkan sebagai berikut :

* Nyeri Neuropatik.

Nyeri neuropatik disebabkan oleh suatu kelainan di sepanjang suatu jalur saraf. Suatu kelainan akan mengganggu sinyal saraf, yang kemudian akan diartikan secara salah oleh otak. Nyeri neuropatik bisa menyebabkan suatu sakit dalam atau rasa terbakar dan rasa lainnya (misalnya hipersensitivitas terhadap sentuhan). Contoh yang dapat dilihat adalah pada kasus infeksi (misalnya herpes zoster) bisa menyebabkan peradangan pada saraf sehingga terjadi neuralgia post-herpetik. Neuralgia post-herpetik merupakan rasa terbakar yang menahun dan terus menerus dirasakan di daerah yang terinfeksi oleh virus. Salah satu contoh dari nyeri neuropatik adalah phantom limb pain, dimana seseorang yang lengan atau tungkainya telah diamputasi merasakan nyeri pada lengan atau tungkai yang sudah tidak ada.

* Distrofi Refleks.

Distrofi refleks simpatis merupakan jenis nyeri neuropatik dimana nyeri disertai oleh pembengkakan dan berkeringat atau oleh perubahan pada aliran darah lokal atau perubahan di dalam jaringan (misalnya atrofi atau osteoporosis). Kekakuan (kontraktur) sendi menyebabkan sendi tidak dapat ditekuk atau diluruskan secara sempurna.

Macam Nyeri (1)


Nyeri sendiri dibagi menjadi 2 golongan yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Hal ini dapat diterangkan dibawah sebagai berikut :

1. Nyeri akut adalah nyeri yang dimulai secara tiba-tiba dan biasanya tidak berlangsung lama. Apabila nyerinya hebat, bisa menyebabkan denyut jantung yang cepat, laju pernafasan meningkat, tekanan darah meninggi, berkeringat dan pupil melebar.

Nyeri

Nyeri Perut paling sering kita alami di sepanjang perjalanan hidup qt. Hal itu bisa karena ada gangguan dalam pencernaan ataupun nyeri haid. Untuk Mengatasinya qt perlu tahu nyeri itu sendiri apa??

Nyeri merupakan perasaan tidak menyenangkan yang merupakan pertanda bahwa tubuh telah mengalami kerusakan atau terancam oleh suatu cedera. Nyeri berawal dari reseptor nyeri yang tersebar di seluruh tubuh. Reseptor nyeri ini menyampaikan pesan sebagai impuls listrik di sepanjang saraf yang menuju ke medula spinalis dan kemudian diteruskan ke otak. Kadang ketika sampai di medula spinalis, sinyal ini menyebabkan terjadinya respon refleks. Jika hal ini terjadi, maka sinyal segera dikirim kembali di sepanjang saraf motorik ke sumber nyeri dan menyebabkan terjadinya kontraksi otot. Contoh dari respon refleks adalah reaksi segera menarik tangan ketika menyentuh sesuatu yang sangat panas. Sinyal nyeri juga dapat menuju ke otak. Seseorang akan akan merasakan nyeri hanya jika otak mengolah sinyal ini dan mengartikannya sebagai nyeri. Reseptor nyeri dan jalur sarafnya berbeda pada setiap bagian tubuh, karena itu, sensasi nyeri bervariasi berdasarkan jenis dan lokasi dari cedera yang terjadi. Reseptor nyeri di kulit sangat banyak dan mampu meneruskan informasi secara akurat. Sedangkan sinyal nyeri dari usus sangat terbatas dan tidak akurat. Otak tidak dapat menentukan sumber yang tepat dari nyeri di usus, lokasi nyeri sulit ditentukan dan cenderung dirasakan di daerah yang lebih luas. Nyeri yang dirasakan di beberapa daerah tubuh tidak secara pasti mewakili lokasi kelainannya, karena nyeri bisa berpindah ke daerah lain (referred pain). Referred pain terjadi karena sinyal dari beberapa daerah di tubuh seringkali masuk ke dalam jalur saraf yang sama ke medula spinalis dan otak, misalnya nyeri karena serangan jantung bisa dirasakan di leher, rahang, lengan atau perut dan nyeri karena serangan kandung kemih bisa dirasakan di bahu. Nyeri bukan berasal dari sesuatu di dalam anggota gerak, tetapi berasal dari saraf diatas anggota gerak yang telah diamputasi. otak salah mengartikan sinyal saraf ini, yaitu berasal dari anggota gerak yang sudah tidak ada.
Photobucket